Cast : Key SHINee as Ki Bum
: Onew SHINee as Jin Ki
: Author as Seohyun
———–
Seohyun P.O.V
Aku melihat jam Dinding di kamarku, hah . . .jam 08:00. Errmmmm . . .masih ngantuk, rasanya aku ingin tidur seharian ini. Aku capek dengan rutinitasku yang menguras otak akhir2 ini. Jadwal kuliah yang sangat padat . . .belum lagi tuga2ku . .aish . .
Aku kembali tidur, dan menutupu tubuhku dengan selimut. Yang aku rasa sangat nyaman, sehingga aku enggan untuk bangun.
Goodbye, My Love
I’LL let you go now
Aku mendengar suara ringtone Hp_qu . .aish . . menggangu saja . .segera aku buka flip Hp_qu.
“Yoboseo . . .” jawabku
“Annyeong Seohyun . . . ini aku Ki bum.” Ujarnya semangat
“oh . .ki bum . .mwoeyo . . ?” jawabku datar
“apa kau sedang sibuk . .? ku dengar suaramu malas menjawab telfon_qu, apa kau sakit?”
“tidak ki bum ah . .hari ini aku malas sekali, bahkan aku masih tiduran di kamar.”
“mwo . . .? ini kan hari Libur, aku dan jin ki ingin keluar hari ini, kami ingin ke pantai. Kau harus ikut kami ?” ajaknya memaksa
“ah . . .aku malas, aku ingin tidur seharian.”
“sudahlah . .kau harus siap2! Sejam lagi kami akan menjemputmu. Annyeong…”
“huh . .apa2an memaksa sekali.”
Aku, ki bum dan jin ki adalah teman satu Sekolah. Di antara jin ki dan ki bum aku lebi dekat dengan ki bum, mungkin karna dia selalu ada saat aku membutuhkan bantuan, dan sifatnya yang lebih terbuka membuat aku lebih nyaman jika bercerita sesuatu padanya. Kami berteman sejak kecil hingga sekarang. Kami sering melakukan sesuatu bersama, pergi kemanapun bersama. Hingga suatu hari perasaan itu muncul . yah . .perasaan dimana aku mulai menyukai salah satu temanku itu, Jin ki. Entah akupun binggung, perasaan ini tiba2 muncul. Aku selalu merasa nyaman jika di dekatnya. Bahkan sampai sekarang perasaan ini masih aku pendam sendiri, aku takut mengungkapkan, aku takut cintaku hanya bertepuk sebelah tangan, di sisi lain aku tak ingin merusak persahabatanku, selain itu jin ki tak pernah memperhatikanku.
“aku segera bangun dan mandi, walaupun malas. Setidaknya aku bisa bertemu jin ki hari ini, yah jin ki, kau selalu memberi aku semangat. Walupun kau tak menyadarinya.”
tok . .tok . .tok . .terdengar suara seseorang mengetuk pintu rumahku, “aku yakin pasti ki bum dan jin ki.”
‘Kleek’ . .”Annyeong Seohyun . .?” sapa mereka ramah.
“kau sudah mandi kan . .?” Tanya jin ki sembari menyindir
“kau tak melihat aku secantik ini . .hah . .?” jawabku sedikit kesal, kalau saja kau tak ikut jin ki, pasti aku lebih memilih tidur di kamar seharian, gumamku dalam hati.
“sudahlah jangan bertengkar . .ayo . .berangkat . !” saut ki bum.
Setelah sekitar satu jam perjalanan, akhirnya kami sampai di pantai.
“Seohyun . .bagaimana menurutmu . .? suasananya lebih indah kan, daripada kamar_mu yang berantakan . . ?”
“kau mulai lagi ki bum, sudah baik aku mengikuti ajakanmu.”
“Jin ki, apa kau membawa Handycam_mu . .?”
“ya, ki bum aku bawa. Untuk apa . . .?”
“aku ingin merekam kebersamaan kita hari ini, sepertinya cuaca hari ini cukup cerah. Ya . . . siapa tau kita tidak akan bersama lagi.”
“kau ini bicara apa ki bum, seolah-olah mau mati saja.” Sautku.
“aku kan bilang, sipa tau, siapa tau Soehyun suatu saat kita tidak bisa bersama-sama lagi.” Ki bum mengulang perkataannya.
“baiklah . .aku ingin berjalan-jalan sepanjang pantai. Kau rekam aku dengan jin ki ya . . ?” pintaku.
Ki Bum P.O.V
Sepanjang pantai aku terus merekam kegiatan Seohyun dan jin ki . .walaupun aku lebih banyak mengambil rekaman dari sisi Seohyun. Dia terlihat cantik hari ini,
Ya . .aku menyukainya. Aku menyukai sifatnya yang selalu ceria, sangat manis menurutku Bahkan saat kami masih duduk di bangku SMA. Walu Aku sadar, sepertinya Seohyun mempunyai perasaan lebih terhadap jin ki. Maka itu, biarlah perasaan ini aku saja yang tau.
“Seohyun . .jangan seperti itu terus! . .aku kan capek megikutimu . .”
“hey ki bum . .ikuti saja kami.” Teriak jin ki dari jauh.
“huh . . .apa2an ini . .sepertinya mereka sangat menikmati . .tau begini, aku tidak mengajak jin ki tadi . .” aku kesal dan megutuki diriku sendiri.
“ki bum . . .kita ganti lokasi ya . .di tepi jalan menuju pantai lebih bagus, sepertinya bunga-bunga sedang tumbuh di situ.”
“baiklah . .” jawabku malas.
Aku terus berjalan sepanjang jalan sambil merekam kegiatan mereka, walau sedikit kesal . .setidaknya aku bisa mengambil sisi2 gambar seohyun, yang selanjutnya akan aku simpan sebagai kenanganku . entah mengapa, akhir_akhir ini sepertinya aku merasa akan pergi jauh darinya.
Aku masih terus berjalan, dari kejauhan aku melihat jin ki dan Seohyun melambaikan tangan. Entah apa maksud mereka, sepertinya memberi petanda padaku . .
Aku tetap berjalan dan tidak menghiraukan mereka.
Hingga akhirnya, aku merasa tubuhku di hantam oleh benda yang sangat berat, sakit sekali rasanya. aku rasa semuanya gelap, aku tak sadarkan diri.
Seohyun P.O.V
Seketika aku dan jin ki lari menghampiri ki bum, dia sudah tak sadarkan diri, kondisinya cukup parah akibat kecelakan tersebut, aku melihat darah dimana-mana.
Aku dan jin ki membawa ki bum ke Rumah sakit.
“Ah . . lama sekali . apa yang dilakukan dokter2 itu pada temanku.”
“sudahlah seohyun, tenanglah. Dokter sedang menolongnya. Kau tau kan luka ki bum cukup parah ?”
“ya jin ki, kau benar . seharusnya aku sabar dan berdoa.”
Tak lama kemudian Dokter tersebut keluar, aku langsung menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.
“Bagaimana dok keadaan teman saya ? apa operasinya berjalan lancar ? apa teman saya sudah melewati masa kritisnya ?” tanyaku.
“ya . .operasinya berjalan lancar, tapi temanmu masih koma.”
“apa kami bisa melihatnya ?”
“tentu.” Jawab dokter itu, lalu meninggalkan kami.
Aku melihat ki bum tidur tak berdaya di ranjang serba putih itu, wajahnya sangat pucat, bahkan untuk bernafas saja, dia memerlukan bantuan alat pernafasan. Aku dan jin ki duduk di samping ranjangnya, melihatnya seperti ini, aku teringat kata-katanya waktu kami di pantai.
“aku ingin merekam kebersamaan kita hari ini, sepertinya cuaca hari ini cukup cerah. Ya . . . siapa tau kita tidak akan bersama lagi.”
Kata-kata itu masih ada dalam pikiranku, aku takut . .aku takut perkataanya menjadi kenyataan . aku merasa air mataku mengalir di pipiku yang memerah, pikiranku menjadi tak karu-karuan.
*****
sudah semalaman aku menunguinya, aku sendiri. Karna jin ki harus pulang, sepertinya ada kepentingan serius, hingga dia harus pulang.
Aku masih duduk disampingnya, aku merasa ngantuk, lalu aku tertidur masih dengan duduk disampin ki bum. Sesaat aku merasakan sesuatu menyentuh kepalaku, rasanya hangat dan lembut sekali.
“ki bum . .kau sudah sadar . .?aku akan segera memanggil dokter.”
Ki bum menarik tanganku, “tidak Seohyun, aku hanya membutuhkanmu di sampingku. Duduklah!” pinta ki bum lirih.
‘ya ki bum, aku akan terus di sini.”
“Seohyun, aku ingin mengatakan sesuatu padamu, mungkin waktuku tak lama lagi.”
“hentikan ki bum! . .jangan kau ulangi kata-katamu.”
Lalu ki bum meraih tanganku, aku merasakan, tangannya sangat hangat dan lemah.
“Seohyun, aku harus mengatakan ini, aku tidak ingin menyesal suatu saat. Seohyun . . .aku menyukaimu, sungguh aku menyayangimu, lebih dari sekedar teman.”
“ki bum . . . .! “ aku melihat air mata ki bum keluar. Aku masih tidak percaya ucapanya.
“ya seohyun aku mencintaimu . .mungkin kau tak menyadari perasaanku selama ini, bahkan sejak SMA perasaan ini aku simpan sendiri.” Kata ki bum kembali lemas.
Aku hanya terdiam mendengar perkataanya, aku binggung . .entah bagaimana aku harus menjawab. Selama ini aku tak menyadari, bahwa ki bum memperhatikanku, padahal hatiku sudah terlanjur aku berikan pada jin ki. Apa yang harus aku lakukan.
Sesaat aku terdiam.
“kau tak perlu menjawab perasaanku seohyun, aku sudah lega, . .akhirnya perasaanku sudah tersampaikan.” Kata ki bum tersenyum lemah.
Aku masih terdiam . . aku binggung . .kurasakan mataku memanas, aku tak bisa menahan air mataku yang sedari tadi ingin keluar.
“mendekatlah seohyun . .aku ingin kau memelukku”. pintanya . .aku berdiri dan mendekatkan tubuhku padanya. Kupeluk tubuhnya yang masih terbaring lemah, aku tak kuasa menahan tangis, “kenapa semua ini harus terjadi . . kenapa kau tak mengatakan ini sejak dulu ki bum . .setidaknya aku bisa belajar menyukaimu. . ya . .mungkin lebih baik, daripada aku mengharapkan jin ki yang tak pernah menyukaiku sama sekali.” Kataku dalam hati.
“Sa…sa..sarang…saranghaeyo Seohyun . .” ucapnya terbata bata, ia mengelus rambutku.
Kurasakan pelukanya melemah. Ki bum telah pergi . .
kini tak ada lagi sahabat yang akan menemaniku di saat aku sedih, di saat aku membutukhan bantuan, hanya ki bum yang selama ini memperhatikanku.
Aku mengutuki diriku sendiri . . pabo . .pabo . .aku menyesal, menyesal tak menyadari hal ini sejak awal.
-The End-
0 komentar:
Posting Komentar